Heat Exchanger dan Cooling Tower Terancam: Dampak Negatif Penggunaan Bahan Kimia

Pengenalan Cooling Tower dan Heat Exchanger dalam Sistem Pendingin Industri

Cooling Tower dan Heat Exchanger adalah dua komponen krusial yang sering digunakan untuk menjaga kestabilan suhu dalam berbagai proses produksi. Keduanya memiliki peran vital dalam menjaga efisiensi operasional dan mencegah kerusakan akibat panas berlebih.

Cooling Tower adalah sistem yang dirancang untuk membuang panas dari air yang digunakan dalam proses industri melalui proses evaporasi. Umumnya ditemukan pada fasilitas pembangkit listrik, pabrik kimia, dan instalasi manufaktur berat, Cooling Tower berfungsi untuk menurunkan suhu air sebelum digunakan kembali. Heat Exchanger, di sisi lain, merupakan alat yang memungkinkan pertukaran panas antara dua fluida atau lebih—baik cair, gas, maupun uap—tanpa mencampurkan keduanya secara fisik. Proses ini membantu mengatur suhu fluida dalam sistem, melindungi peralatan dari overheating, dan mempertahankan kestabilan termal.

Teknologi ini telah diadopsi secara luas di seluruh dunia dan diatur oleh standar industri internasional seperti ASME dan TEMA. Desain dan perawatan kedua komponen ini mengikuti prinsip teknik termal dan mekanikal yang telah diuji dan dibuktikan secara ilmiah. Penggunaan dan efisiensi alat-alat ini didukung oleh studi teknis dan pengalaman industri selama puluhan tahun.

Mengapa Penggunaan Bahan Kimia Diperlukan dalam Cooling Tower ?

Cooling Tower merupakan komponen vital dalam sistem pendingin yang rentan terhadap tiga masalah utama: scaling (pembentukan kerak), corrosion (korosi), dan biofouling (pertumbuhan mikroba). Untuk mengendalikan ketiganya, penggunaan bahan kimia seperti scale inhibitor, corrosion inhibitor, dan biocide menjadi solusi yang paling umum dan efektif. Tanpa perlakuan kimia yang tepat, efisiensi perpindahan panas akan menurun, konsumsi energi meningkat, dan risiko kegagalan sistem meningkat secara signifikan.

Banyak standar internasional seperti ASHRAE dan CTI (Cooling Technology Institute) merekomendasikan penggunaan bahan kimia dalam pengelolaan air Cooling Tower. Panduan ini disusun berdasarkan penelitian teknis dan pengalaman industri selama puluhan tahun. Dengan mengikuti protokol yang telah teruji ini, perusahaan bisa menjaga performa dan umur peralatan dengan lebih optimal.

Meski efektif, penggunaan bahan kimia harus dilakukan dengan pengawasan ketat dan dosis yang tepat. Pemilihan jenis bahan kimia harus disesuaikan dengan karakteristik air dan sistem. Oleh karena itu, penggunaan jasa profesional dan monitoring rutin sangat disarankan agar sistem tetap aman, efisien, dan ramah lingkungan. Praktik yang bertanggung jawab akan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan sekaligus menjaga keberlangsungan sistem pendingin industri.

Dampak Negatif Penggunaan Bahan Kimia pada Cooling Tower dan Heat Exchanger

Penggunaan bahan kimia dalam sistem cooling tower memang penting untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme, kerak, dan korosi. Namun, jika tidak dikendalikan dengan tepat, bahan kimia justru dapat menimbulkan berbagai dampak negatif yang merugikan.

Salah satu dampak utamanya adalah korosi. Pemakaian bahan kimia secara terus menerus pada pengendalian kerak ( scaling ) merupakan salah satu penyebab korosi pada peralatan logam di dalam system pendingin. Proses korosi ini dapat menyebabkan keretakan, kebocoran, dan kegagalan dini pada komponen dalam sistem.

Dampak lainnya adalah Endapan kerak . Endapan kerak (Scale) terbentuk ketika kelarutan mineral terlarut dalam air pendingin terlampaui. Dalam proses sirkulasi air dalam Cooling tower akan terjadi penguapan sejumlah air sehingga terjadi peningkatan konsentrasi mineral dalam air yang akan membentuk endapan kerak.

Mineral seperti Calsium Carbonat, Calsium Phospate, Calsium Sulfat, Magnesium Silikat, dan Oksida Besi, biasanya larut dalam kondisi tertentu, tetapi dalam konsentrasi tinggi, akan membentuk kristal padat dan keras yang biasa disebut kerak (Scale). Jika tidak ditangani, endapan kerak akan mengurangi efisiensi pendinginan dan meningkatkan korosi.

Dampak terakhir penggunaan bahan kimia terhadap cooling tower adalah Fouling. Fouling adalah Akumulasi zat padat selain Kerak. Bahan Fouling bisa berasal dari :

  • Make up Water (Debu, pasir, lumpur, besi, dsb)
  • Udara (debu, kotoran)
  • Kontaminan Internal (Kontaminan Proses produksi, minyak, produksi korosi, Mikroba membentuk Slime (lendir), Pertumbuhan Lumut/Ganggang, dsb)

Pada Cooling Tower dengan sistem Sirkulasi terbuka, cenderung lebih tinggi peningkatan kontaminan eksternal termasuk pertumbuhan mikroorganisma

Solusi Ramah Lingkungan: Alternatif Pengganti Bahan Kimia pada Cooling Tower dan Heat Exchanger

Solusi ramah lingkungan sebagai alternatif pengganti bahan kimia pada Cooling Tower dan Heat Exchanger adalah menggunakan Digisavior

Perangkat pencegah dan penanggulangan kerak pada Cooling Tower dan Heat Exchanger tanpa menggunakan bahan kimia. Perangkat ini menggunakan teknologi gelombang elektroagnetik.

Keunggulan produk ini diantaranya :

  1. MENANGGULANGI – Merontokkan sisa kerak lama yang membandel  di bagian dalam pipa dan di sela-sela filler pada Heat Exchanger dan semua bagian dalam Cooling Tower System yang tidak terjangkau dengan chemical cleaning.
  2. MENCEGAH – Tidak akan terjadi penumpukan kerak yang baru, menambah masa pakai (Life Time) Heat Exchanger, Pipa-pipa, dan semua bagian pada sistim sirkulasi air dalam Cooling Tower.
  3. Meningkatkan efisiensi pada Cooling Tower.
  4. Maintenance free dan menghemat biaya pemeliharaan dibanding dengan pemakaian bahan kimia. Perangkat dapat digunakan untuk jangka panjang.
  5. Tidak diperlukan lagi proses Water Softener untuk melunakkan air yang akan dialirkan ke cooling tower (make up water)  
  6. Ramah Lingkungan (Eco Friendly), mengurangi pemakaian Bahan Kimia secara signifikan, tidak menyebabkan korosif. Mengurangi biaya Waste Water Treatment Plant. Memenuhi ISO 14001.
  7. Dapat dipasang pada Pipa berukuran besar dengan diameter hingga  600mm atau 24’’.  Jangkauan efektif hingga 1.000 m. Water Flow rate hingga 1.200 ton/jam.
Jika ingin tau info mengenai Digisavior, silahkan klik dibawah ini

Kesimpulan

Cooling Tower dan Heat Exchanger adalah komponen penting dalam sistem pendingin industri yang membutuhkan perawatan khusus agar tetap efisien dan tahan lama. Penggunaan bahan kimia umum dilakukan untuk mengendalikan kerak, korosi, dan mikroorganisme. Namun, jika tidak dikontrol dengan tepat, bahan kimia dapat menimbulkan dampak negatif seperti kerusakan peralatan, penurunan efisiensi, dan pencemaran lingkungan.

Sebagai solusi, penggunaan perangkat seperti Digisavior yang berbasis gelombang elektromagnetik menawarkan alternatif ramah lingkungan. Alat ini mampu mengatasi dan mencegah kerak tanpa bahan kimia, meningkatkan efisiensi, serta mengurangi biaya perawatan dan risiko korosi. Dengan teknologi ini, operasional sistem pendingin menjadi lebih berkelanjutan dan sesuai dengan standar lingkungan modern.

FAQ

  1. Mengapa bahan kimia digunakan pada cooling tower?
    Bahan kimia digunakan untuk mengontrol kerak (scaling), korosi, dan pertumbuhan mikroorganisme (biofouling) yang dapat mengganggu kinerja sistem pendingin.
  2. Apa bahaya jika bahan kimia digunakan secara berlebihan?
    Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan korosi parah pada pipa dan peralatan, terbentuknya kerak, penurunan efisiensi pendinginan, dan pencemaran lingkungan.
  3. Apa itu fouling dan bagaimana dampaknya pada sistem?
    Fouling adalah penumpukan kotoran atau kontaminan selain kerak, seperti debu, lumpur, minyak, dan mikroorganisme. Fouling dapat menghambat aliran air dan menurunkan efisiensi perpindahan panas.
  4. Apakah ada alternatif pengganti bahan kimia yang lebih aman?
    Ya, salah satu alternatifnya adalah Digisavior, perangkat anti-kerak non-kimia yang bekerja dengan teknologi gelombang elektromagnetik.
  5. Apa keunggulan Digisavior dibandingkan bahan kimia?
    Digisavior tidak menimbulkan korosi, bebas perawatan (maintenance-free), ramah lingkungan, hemat biaya, dan mampu menjangkau diameter pipa besar hingga 600 mm dengan aliran tinggi.
  6. Apakah Digisavior bisa menggantikan sistem water softener?
    Ya, karena Digisavior mencegah pembentukan kerak secara langsung tanpa perlu melunakkan air, sehingga sistem water softener tidak lagi diperlukan.
  7. Apakah sistem ini cocok untuk semua jenis industri?
    Digisavior dapat digunakan di berbagai sektor industri, terutama yang menggunakan cooling tower dan heat exchanger dengan sistem sirkulasi air terbuka atau tertutup.
Scroll to Top